Permainan
congkak disebut dalam bahasa Aceh yaitu Catoe Sueb, permainan ini dibawa oleh
pendatang dari Arab ketika datang berdagang atau berdakwah ke kawasan Asia.
Banyak ahli menduga bahwa congklak mungkin sebenarnya papan permainan tertua
yang pernah ada. Di berbagai daerah
permainan ini memiliki nama-nama yang berbeda. Di Sumatera congklak dikenal
sebagai congkak, di Jawa dikenal sebagai congklak, dakon, di Lampung memiliki nama
dentuman lamban, daerah Sulawesi dikenal dengan nama makaotan, aggalacang,
sedangkan di Aceh khususnya daerah Kabupaten Pidie Jaya dengan nama Catoe Sueb.
Permainan
congkak (catoe sueb) dimainkan oleh dua orang baik laki-laki mapun perempuan.
Papan untuk bermain umumnya terbuat dari kayu dan memiliki 16 lubang dengan 7
lubang kecil dan 2 lubang besar sebagai induk lubang. Sebelum permainan dimulai, tiap-tiap lubang kecil
diisi dengan 4 buah biji congklak dengan induk lubang yang dikosongkan. Permainan ini dimulai ketika salah
satu pemain mengambil biji congklak yang terdapat pada salah satu dari 7 lubang
dibagiannya. Kemudian, ia harus membagikannya ke tiap-tiap lubang. Pemain harus
memperhatikan setiap lubang, karena pemenang yang bisa mengambil sueb adalah
pemenang yang bisa mendapatkan lubang yang berisi 3 biji congklak dan dengan
ditambah 1 biji yang ada ditangannya. Saat Pemain bisa mendapatkan 4 biji
congklak kemudian dimasukan kedalam lubang besar sebagai tempat penyimpanan,
dan saat itulah berakhir sesi sipemain pertama dan dilanjut oleh pemain kedua.
Pemain kedua,
akan mendapat giliran bermain ketika pemain sebelumnya sudah kehabisan biji
congklak untuk dibagikan. Permainan selesai apabila semua biji congklak dalam
lubang kecil sudah habis. Pemain yang menang ialah yang pemain dengan jumlah
biji congklak terbanyak pada induk lubangnya.
Adapun manfaat
ketika bermain congklak, anak-anak akan dilatih jujur, sabar, berhitung serta
mengatur strategi. Kegiatan mengambil biji congklak dan memasukkannya ketiap
lubang melatih anak untuk mengasah kemampuan motorik halusnya. Selain itu,
kegiatan tersebut dapat membuat tangan anak menjadi lebih luwes sehingga anak
akan lebih siap untuk belajar menulis. Bermain
congklak juga mampu mengasah kecerdasan otak kiri. Dalam permainan, pemain
harus mengumpulkan biji congkak yang
lebih banyak dari lawannya agar dapat menang. Hal tersebut membuat anak akan
mengatur strategi dan melakukan perhitungan dalam proses bermainnya.
Sumber : Buku Permainan Tradisional 2020
0 Komentar