MAKAM RAJA-RAJA MEUREUDU


Budayapijay.or.id - Dalam sejarah kesultanan Aceh, Meureudu merupakan kawasan atau daerah yang memiliki hak otonom (bebas) dibawah kerajaan Aceh Darussalam. Negeri Meureudu merupakan wilayah “Bibeuh” atau bebas dari kewajiban membayar upeti kepada kerajaan Aceh. Negeri Meureudu terkenal sebagai wilayah penghasil logistik terutama padi sejak zaman dahulu, hal ini berkenaan dengan banyaknya lahan persawahan sehingga menjadi lumbung pangan bagi kerajaan Aceh Darussalam. Negeri ini diperintah oleh Ulee Balang yang ditunjuk langsung oleh sultan Aceh. Dalam perjalanan sejarah, Negeri Meureudu pernah dipimpin oleh raja-raja karismatik yang memiliki andil besar dalam pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya  salah satu makam raja yang terdapat di Kec.Meurah Dua dengan nama situs “Makam Raja Meureudu”.

Makam Raja Meureudu terletak di Gampong Meunasah Raya, Kec. Meurah Dua, Kab. Pidie Jaya, Tepatnya berada di koordinat 05"14"05.7" °LU - 096'15'37,' °BT, dan berada pada ketinggian 21 m diatas permukaan laut. Situs ini berada dalam komplek Mesjid,  sisi utara terdapat tugu Meurah Du, sisi timur Jalan Lintas dan SD Babah Jurong, sisi selatan terdapat pemukiman masyarakat sedangkan sisi barat terdapat perkebunan warga. 

Situs ini berada diatas gundukan tanah dengan luas 30 x 16 m dan tinggi 2 m, diatas gundukan tanah itu juga terdapat 2 komplek pemakaman batu Aceh yang dikelilingi oleh makam-makam kuno yang ditandai dengan batu sungai. komplek makam yang berada di sisi barat merupakan makam raja - raja Meureudu yang memiliki nisan berbentuk pipih bersayap (Othman Tipe C) dan balok tanpa inskripsi. Dilokasi tersebut terdapat 5 batu nisan dengan bentuk yang sama. Batu nisan disini dibuat dari batu pasir yang memiliki tinggi 70 cm, panjang 30 cm, dan lebar 43 cm.



Sementara itu, pada komplek makam disisi timur juga terdapat 2 makam dengan 4 batu nisan Aceh yang berbentuk pipih bersayap. Nisan-nisan tersebut memiliki ukuran yang seragam dengan tinggi 65 cm, panjang 29 cm, dan lebar 17cm. Puncak nisan memiliki beberapa tingkatan dan dihiasi oleh motif flora, sedangkan sayap nisan memiliki motif flora dan medallion, untuk badan nisan sendiri memiliki panil dengan bingkai motif pintu Aceh dan didalamnya terpahat kalimat tauhid (Allah), untuk kakinya dihias dengan motif geometri. Berdasarkan bentuknya, nisan ini mewakili abad ke 17 Masehi.



Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay