Budayapijay.or.id - Masyarakat mengenal situs ini dengan sebutan "Makam Teungku Merhom". Makam Sultan Munawarsyah bin Sultan Muhammad Al Lamuri ini terletak di Gampong Hagu Kecamatan Pantee Raja Kabupaten Pidie Jaya. Secara letak geografis, makam ini berada diatas puncak bukit Cot Teungku yang merupkan kawasan pegunungan dengan lembah curam yang ditumbuhi oleh hutan lebat serta jauh dari pemukiman warga. Secara spesifik, situs ini terletak pada koordinat 05'16'08,3"˚LU - 096'08'07,3"˚BT dan berada pada ketinggian 98 mdpl.
Dalam komplek situs seluas 10x5 meter ini terdapat tiga buah makam. Makam Sultan Munawarsyah sendiri terletak di sisi barat yang ditandai oleh dua buah batu nisan Aceh pipih bersayap "bucrane" (tipe A Othman) yang terbuat dari batu andesit hitam kecoklatan (Othman 1988; Ambary 1998). Kedua nisan tersebut memiliki ukuran yang sama dengan tinggi 50 cm, panjang 27 cm, dan lebar 13 cm. Pada puncak nisan terdapat motif flora berupa kelopak bunga, sedangkan pada sisi badan terdapat motif kaligrafi. Inkripsi dari batu nisan ini masih dalam tahap penelitian, namun terdapat tulisan yang berbunyi ...Sultan Muhammad (syah lamuri?) pada sisi utara nisan kaki. Pada bagian sayap tidak terdapat ornamen apapun, namun bagian kaki nisan dihiasi oleh motif kelopak bunga yang menghadap kebawah. Berdasarkan kajian terdahulu, nisan dengan bentuk seperti ini umumnya digunakan pada tahun 1400an (15 Masehi) baik yang ditemukan di Aceh maupun di Semenanjung Malaysia (Winstedt 1932; Othman 1988).
Kemudian, makam yang terletak di tengah situs juga ditandai dengan dua buah batu nisan pipih yang terbuat dari batu marmer putih. Kedua nisan ini juga memiliki dimensi yang sama yaitu tinggi 30 cm, panjang 21 cm, dan lebar 12 cm. Kondisi nisan tersebut telah patah, baik nisan kaki maupun nisan kepala dan patahannya terletak terletak pada kaki nisan. Badan nisan tampak polos tanpa hiasan, namun terdapat ornamen pada bagian kaki nisan. Ornamen tersebut diukir sangat dangkal sehingga apabila tidak diperhatikan dengan baik maka tidak akan terdeteksi. Pertanggalan nisan ini sendiri tidak diketahui karena kondisi batu nisan yang telah rusak. Namun usia batu nisan ini diperkirakan berasal dari periode waktu yang sama dengan dua jenis nisan disampingnya.
Makam terakhir terletak disisi timur situs. Makam ini ditandai dengan dua buah batu nisan berbentuk pipih (tipe B Othman) yang terbuat dari batu pasir kuning kecoklatan (Othman 1988). Kedua nisan juga memiliki ukuran yang sama yaitu tinggi 60 cm, panjang 27 cm, dan lebar 19 cm. Pada nisan kaki, puncaknya dihiasi oleh motif flora. Badan nisan memiliki tiga panil, namun hanya pada panil sisi selatan baris kedua (baris tengah) yang memiliki inkripsi kaligrafi. Dasar nisan dihiasi oleh motif kelopak bunga dan motif jala (goemetri). Begitu pula dengan nisan kepala, biasanya sama seperti nisan kaki baik di kepala maupun dasar. Namun, ornamen kaligrafi hanya dipahat pada panil tengah di sisi selatan nisan kepala, sementara pada panil di tiga sisi lainnya adalah kosong tanpa kaligrafi. Berdasarkan morfologinya nisan ini mewakili priode waktu abad ke-15 Masehi.
Sejauh ini, makam Islam kuno yang dibuat dari batu marmer putih hanya ditemukan di Pasai. Nisan ini dipercaya diimport langsung dari Gujarat-India abad ke-14 Masehi (Lombard 1986). Oleh karena itu, keberadaan batu nisan pipih dari marmer di situs makam ini memberikan analogi baru terhadap persebaran batu nisan berbahan marmer di Aceh.
Makam Sultan Munawarsyah bin Sultan Muhammad Al Lamuri ini dimiliki dan dikelolah oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.
0 Komentar