MAKAM KUNO MEUNASAH RAYA

Budayapijay.or.id - Situs makam kuno Meunasah Raya terletak di Gampong Meunasah Raya Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Secara spesifik, situs ini terletak pada koordinat 05’ 14 ’04,7” ˚LU – 096’ 15’ 40,9” ˚BT dan berada pada ketinggian 14 mdpl. Secara letak, sisi barat situs terdapat jalan lintas gampong, sungai, komplek Dinas Kesehatan dan Puskesmas Meurah Dua. Sedangkan di sisi selatan dan timur merupakan area perkebunan kelapa, sementara di sisi utara terdapat lahan kosong, lapangan volly dan perumahan warga.

Berdasarkan topografinya, makam-makam di situs ini berada di atas gundukan tanah persegi panjang seluas 15x4 meter dan tinggi 1,5 meter. Makam Kuno Meunasah Raya ini ditandai dengan batu nisan berukir yang berada pada sisi paling barat. Sementara puluhan makam kuno lainnya ditandai dengan batu sungai (andesit) yang berada di sisi timur, utara dan selatan.

Komplek makam ini berada pada struktur bangunan beratap yang didalamnya terdapat dua makam dengan dua batu nisan berukir namun jenis batunya berbeda. Kedua makam ini memiliki batu badan (jirat) dan dilengkapi dengan nisan berukir yang dibuat dari batu pasir bewarna coklat kekuningan.


Makam pertama terletak pada sisi barat. Kedua nisan yang terletak dikepala dan kaki makam berbentuk octagonal (segi delapan) dengan tinggi 110 cm dan diameter 30 cm. Pada puncak nisan terdapat motif kelopak teratai, sedangkan badan nisan polos tanpa inkripsi dan kaki nisan dihiasi oleh motif geometri. Sementara itu, jirat memiliki panjang 2,9 meter dan pada permukaannya terdapat motif flora dan geometri. Berdasarkan bentuknya, batu nisan pada makam ini mewakili tipe batu nisan Aceh. Othman Yatim dan Daniel Perret menamai nisan ini dengan jenis “K”, sementara Hasan Muarif Ambary member nama silinder (cylindrique). Berdasarkan tipologinya, maka nisan ini mewakili abad ke-18 Masehi (Yatim 1988; Ambary 1998 & Perret et al, 1999).

Makam kedua terletak di sisi timur makam pertama dan ditandai oleh batu nisan pipih bersayap. Namun, nisan kaki pada nisan ini telah patah dan patahan tersebut tidak ditemukan lagi di kawasan situs. Nisan pipih bersayap ini memiliki tinggi 110 cm, lebar 23 cm, dan panjang 35 cm. Pada puncak nisan dihiasi dengan motif geometri, kedua sayapnya dihiasi dengan motif flora dan medallion, sedangkan badan nisan dihiasi oleh motif flora dan memiliki dua panil dengan motif pinto Aceh, sementara pada kaki nisan terdapat motif geometri. Dalam panil batu nisan ini juga terdapat pahatan kaligrafi bertuliskan kalimah tauhid (Allah). Batu nisan ini juga mewakili masa yang sama dengan batu nisan dimakam yang pertama yaitu abad ke-18 Masehi.


Berdasarkan latar belakang sejarahnya, Biografi dari pemilik makam ini tidak diketahui dengan pasti. Namun, tokoh ini adalah salah satu ulee balang atau raja yang pernah memerintah pada abad ke-18 Masehi. Merujuk pada fakta sejarah, Pidie Jaya atau dalam sejarah Aceh lebih dikenal dengan sebetuan Meureudu adalah kawasan bebas yang dinaungi langsung oleh Kesultanan Aceh. Meureudu memiliki peran vital dalam sejarah politik Kesultanan Aceh. Wilayah ini merupakan basis pertahanan militer terkuat. Bahkan, sejarah penyerangan Johor oleh Kesultanan Aceh di abad ke-17 Masehi tidak terlepas dari peran Pidie Jaya (Lombard 1986; Said 1981). Maka, keberadaan makam ulee balang ini sangat penting nilainya terhadap identitas kesejarahan Pidie Jaya pada abad ke-18 Masehi.

Makam kuno Meunasah Raya dimiliki dan dikelola langsung oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay