MAKAM TEUNGKU LHOK KUPULA : BUKTI OTENTIK PUSAT PERKEMBANGAN ISLAM DI PIDIE JAYA

Situs Makam Teungku Lhok Kupula

Budayapijay.or.id - Situs Makam Tgk. Lhok Kupula terletak di Gampong Peurade Kecamatan Panteraja Kabupaten Pidie Jaya. Situs ini terletak pada koordinat 01’ 84’ 05.5” ºLU – 05’ 82’ 81.9” ºBT dan berada pada ketinggian 10 mdpl. Situs ini berada di area persawahan dan jauh dari pemukiman warga yang mana di sekelilingnya adalah semak belukar dan area persawahan.

Pada situs ini ditemukan 5 buah nisan. Dua di antaranya adalah penanda makam yang masih in-situ sementara tiga nisan lainnya telah berubah posisi. Berdasarkan hasil klasifikasi ditemukan 1 buah nisan tipe A Othman Ytim, 2 nisan pipih dari bahan batu pasir yang tidak teridentifikasi bentuknya karena telah rusak. Ketiga nisan tersebut tidak lagi in-situ dan sulit menentukan posisi makamnya. Sementara 2 buah nisan lainnya adalah pipih dari batu andesit sebagai penanda sebuah makam yang masih in-situ. Namun, kedua nisan pipih batu andesit ini tidak menyerupai tipologi yang diusulkan oleh Yatim (1988), Ambary (1998) atau Perret, Razak, and Kalus (1999).

Kondisi keletakan nisan-nisan kaki setelah direposisi

Nisan tipe A adalah yang paling kecil, tingginya hanya 29 cm, panjang 20 cm dan lebar 10 cm. Permukaannya telah aus dan terkikis serta polos tanpa ukiran. Dua buah nisan pipih lainnya juga sama, permukaan telah terkikis serta patah sehingga bentuk spesifiknya tidak dapat diidentifikasi. Ketiga nisan ini posisinya tersebar di kaki makam, sementara pada posisi kepala terdapat pohon besar. Terdapat kemungkinan pasangan ketiga nisan ini telah tertimbun akar pohon besar ini.

 

Nisan tipe A, kondisi permukaannya telah aus

Nisan yang paling menarik di situs ini adalah nisan pipih yang dibuat dari batu andesit. Sepasang nisan ini memiliki karakter yang sama persis. Tingginya 30 cm, panjang 23 cm dan lebar 10 cm. Setengah badan nisan kepala sudah tertimpa akar pohon besar, permukaan depan dan belakang dihiasi motif bunga awan setangkai (awan sitangké) serta sebuah panil di sisi dalam bertuliskan kalimah tauhid. Nisan kaki semasa ditemukan tertanam ke dalam tanah, tetapi telah diangkat ke permukaan agar terhindar dari kerusakan. Sisi luarnya dihiasi oleh dua sulur motif awan setangkai, sisi dalam bagian atas berhiasi lingkaran awan setangkai (awan sitangké) dan sebuah panil bertuliskan kaligrafi Islam. Namun sangat disayangkan, kaligrafi ini telah aus akibat terlalu lama tenggelam di dalam tanah sehingga belum berhasil diidentifikasi. Morfologi nisan ini juga berbeda dengan nisan Aceh yang telah dipublikasi sebelumnya. Bahunya bundar, pinggangnya langsing dan bagian kaki yang ditancap ke dalam tanah selebar badan nisannya. Jika merujuk kepada nisan Aceh, kaki nisan memiliki ukuran relatif lebih kecil sehingga memunculkan analogi baru terkait periodesasi nisan ini.

Nisan kepala bertuliskan kalimah tauhid yang telah dililiti akar pohon

 

Latar Sejarah

Tidak ada petunjuk khusus dari batu-batu nisan di situs ini. Berdasarkan kronologinya, satu unit nisan tipe A tersebut diyakini berasal dari abad ke-15 Masehi (Yatim 1988), sementara dua nisan pipih batu pasir lainnya yang telah rusak tersebut tidak dapat diidentifikasi secara detil. Nisan tipe A ini ukurannya sangat kecil. Dalam sejarah penggunaan batu nisan di Aceh, usia dan jabatan politis menentukan ukuran nisan yang digunakan (Ambary 1998). Kuat dugaan, nisan tipe A ini adalah penanda makam kanak-kanak, yang kemungkinan dimakamkan di samping orang tuanya.

Nisan pipih dari batu andesit tersebut sangat menarik untuk dipahami. Sehingga saat ini, belum ada sarjana yang menamai nisan ini secara spesifik. Namun, nisan tipe ini pernah dilaporkan oleh McKinnon di tahun 2011 berdasarkan hasil survei di situs Lamreh, Aceh Besar (Edwards McKinnon 2011). Nisan tersebut adalah milik Syeikh al-Din yang berasal dari tahun 838 H/1435. Inskripsi pada nisan di situs makam Teungku Lhok Kupula ini tidak dapat diidentifikasi, namun ada kemungkinan inskripsi tersebut memiliki petunjuk tentang biografinya. Berdasarkan kesamaan morfologi, nisan pipih di situs makam ini diyakini besal dari tahun 1400an. Sampel nisan tahun 1400an lainnya adalah sebaran nisan kuno di Aceh Utara yang mana beberapa di antaranya memiliki bentuk yang sama. Oleh karena itu, kita berani menarik sebuah kesimpulan bahwa situs makam Teungku Lhok Kupula ini berasal dari awal abad ke-15 Masehi.

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kedudukan situs ini sangat penting dalam memahami sejarah awal perkembangan Islam di Pidie Jaya. Situs ini sezaman dengan nisan plang pleng di situs makam Kuno Lueng Bimba di Kecamatan Meurah Dua. Kedua situs ini adalah bukti otentik bahwa Islam telah mengakar cukup kuat dalam masyarakat di Pidie Jaya sejak tahun 1400. Bahkan, jauh sebelum kerajaan Aceh terbentuk di awal abad ke-16 Masehi, Pidie Jaya telah menjadi salah satu pusat perkembangan Islam. Karena jumlahnya terbatas, besar kemungkinan nisan ini dibawa dari wilayah lain atas alasan tertentu. Maka dari itu, nisan ini sudah pasti sebagai penanda kubur orang yang sangat berpengaruh yang mana eksistensinya sangat diperhitungkan di dalam masyarakat Pidie Jaya tahun 1400an.

Referensi

Ambary, Hasan Muarif. 1998. Menemukan Peradaban: Jejak Arkeologis dan Historis Islam Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.

Edwards McKinnon, E. 2011. "Continuity and Change in South Indian Involvement in Northern Sumatra: The Inferences of Archaeological Evidence from Kota Cina and Lamreh." In Early Interactions Between South and Southeast Asia: Reflections on Cross-Cultural Exchange. Singapore: Institute of Southeast Asian Studies.

Perret, Daniel, Kamarudin bin Ab Razak, and Ludvik Kalus. 1999. Batu Aceh: Warisan Sejarah Johor. Johor Bahru: Yayasan Warisan Johor.

Yatim, Othman Mohd. 1988. Batu Aceh: Early Islamic Gravestones in Peninsular Malaysia. Kuala Lumpur: Museum Association of Malaysia.


Kondisi nisan tertanam di dalam tanah (sebelum direposisi)


Proses pembersihan nisan


Nisan kaki berbentuk pipih batu andesit tahun 1400an




Detil ornament dan kaligrafi Islam nisan kaki pipih batu andesit tahun 1400an





Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay