GSMS (Gerakan Seniman Masuk Sekolah) Sebagai Sarana Edukasi dan Rekreasi

BUDAYAPIJAY.OR.ID, MEUREUDU – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pidie Jaya menyelenggarakan kegiatan GSMS guna mengembangkan dan membina kesenian dan budaya melalui kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah.

Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayan Pidie Jaya

Kegiatan ini merupakan implementasi dari kegiatan peningkatan kompetensi Seni di Kabupaten Pidie Jaya yang meliputi Seni Pertunjukan (Seni Tari, Seni Musik, Dan Seni Teater), Seni Rupa, Seni Sastra Dan Seni Media Baru di Tingkat Dasar (SD) dan Menengah Pertama (SMP).

Berdasarkan landasan filosofisnya, GSMS mengusung Semangat memajukan Kebudayaan untuk meningkatkan perkembangan karakter peserta didik tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama untuk meningkatkan rasa cinta terhadap kekayaan Budaya Daerah dan kekayaan Budaya Nasional.

Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayan Pidie Jaya


Tujuan dari pelaksanaan kegiatan GSMS antara lain:

  1. Menumbuhkan minat bakat peserta didik di bidang seni budaya;
  2. Menjalin kerjasama dan sinergi antara sekolah dengan seniman;
  3. Menumbuhkan budaya sekolah yang sehat, menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan,dan menguatkan;
  4. Membentuk karakter dan membangun sikap kreatif, apresiatif dan inovatif peserta didik;
  5. Meningkatkan ekosistem sekolah yang berbudaya;
  6. Melestarikan (melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan) seni budaya.

 

Dalam pelaksanaannya, kegiatan GSMS memberikan warna baru dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah. Dikarenakan kurangnya guru kesenian di Kabupaten Pidie Jaya, program GSMS ini juga turut membantu menghidupkan kesenian dengan mengisi kekosongan tersebut melalui para seniman. Kegiatan ini bersifat edukatif-rekreatif (bersifat mendidik dan menghibur) bagi para peserta didik.

Sejalan dengan pambahasan tersebut, seni mampu memberikan dampak positif secara psikologi terhadap kesehatan mental seseorang. Heri Purwanto, S. Sos., yang merupakan perupa dan pembina Sanggar Lukis Kreatif Batu, dalam kegiatan HospitArt yang diselenggarakan oleh Program Studi (Prodi) Seni Rupa Murni, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) dengan tema Dampak Psikologis Sebuah Karya Seni terhadap Kesehatan Mental mengungkapkan “Sudah menjadi tugas kita untuk merenung dan bersyukur akan hal tersebut. Setiap perupa yang menorehkan warna dalam karyanya, memiliki nilai rasa yang bisa mempengaruhi psikologis penikmatnya, warna tertentu muncul untuk mewakili perasaan si perupa. Sehingga warna menjadi simbol dalam permasalahan psikologi. Dalam hal ini melukis merupakan salah satu metode terapi untuk menyehatkan kondisi mentalitas seseorang,” 

sumber: Dampak Psikologi Sebuah Karya Seni Terhadap Kesehatan Mental

Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayan Pidie Jaya

Mengutip dari idntimes.com, berkarya seni berarti mengekspresikan emosi dan menuangkan rasa pada diri sendiri yang mana itu dapat membuat seseorang menjadi lebih fokus dan produktif. Secara gamblangnya, karya seni menjadi medium mengeluarkan uneg-uneg dan beban mental yang dirasakan selama ini.

sumber: Hubungan Seni dan Kesehatan Mental

Dokumen Dinas Pendidikan dan Kebudayan Pidie Jaya


Bertepatan dengan tanggal 10 Oktober yang diperingati sebagai World Mental Health Day (WMHD) atau Hari Kesehatan Mental Sedunia, maka sudah seyogianya kita dapat menjaga kesehatan mental dengan terus berkesenian dan mengasah kreatifitas.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay