Hadih maja merupakan puisi lisan Aceh yang sering diidentikkan dengan peribahasa. Padahal, berdasarkan penelitian, hadih maja terdiri atas berbagai jenis puisi lisan, seperti pantun, syair, peribahasa, pepatah, perumpamaan, tamsil, ibarat, dan pameo (Harun, 2006). Hadih maja sering juga diartikan sebagai kata atau kalimat berkhitmat atau nasehat dan petuah hidup nenek moyang yang mengandung nilai-nilai moral dan Pendidikan keagamaan.
Sapai kini, hadih maja masih digunakan secara aktif di wilayah-wilayah Aceh yang berbahasa ibu bahasa Aceh, baik dalam situasi resmi maupun tidak resmi. Dalam situasi resmi, misalnya, hadih maja dikutip pada acara pidato resmi pejabat negara di Aceh. Sedangkan dalam situasi tidak resmi, digunakan dalam komunikasi antar individu, keluarga, dan dalam komunikasi searah dan dialogis. Adapun alasan penggunaannya adalah karena dalam hadih maja terkandung berbagai mutiara kehidupan yang berkenaan dengan berbagai nilai yang mencerminkan jatidiri orang Aceh dalam berpikir. , bernalar, bertindak, berkomumikasi (vertical dan horizontal), dan lain-lain sisi kehidupan secara mikro dan makro (Harun,2009)
0 Komentar