DAYAH TEUNGKU CHIK PANTEE GEULIMA
Nama situs : Dayah Teungku Chik Pantee Geulima
Alamat
Desa/Kelurahan : Meunasah Lhok
Kecamatan : Meureudu
Kabupaten/Kota : Pide Jaya
Provinsi : Aceh
Koordinat/UTM : 05’ 24’ 00.3” oLU – 96’ 25’ 60.5” oBT
Ketinggian : 11 mdpl
Ukuran
Luas Situs :
Panjang Masjid : 5 m
Lebar Kompek : 3 m
Bahan Utama : Kayu dan semen
Kondisi : Kurang terawat
Batas
Utara : Lahan kosong
Selatan : Lahan kosong
Timur : Lahan kosong
Barat : Jalan lintas desa
Deskripsi
Situs Dayah Teungku Chik Pantee Geulima berada di desa Meunasah Lhok Kecamatan Meureudu Kabupaten Pidie Jaya. Situs ini terletak pada koordinat 05’ 24’ 00.3” oLU – 96’ 25’ 60.5” oBT dan berada pada ketinggian 11 mdpl. Sisi utara dan selatan situs berbatasan dengan lahan kosong, pada sisi timur sekitar 100 meter terdapat sebuah sungai besar yang bermuara ke laut dan di sisi barat terdapat jalan lintas desa.
Dayah adalah kata dalam bahasa Aceh yang bermakna pondok tradisional. Sementara Teungku Chik Pantee Geulima adalah lakab Ismail bin Ya’kub, ulama besar di Aceh abad ke-19 Masehi sekaligus pendiri pondok tersebut. Bangunan ini sebenarnya berbentuk persegi panjang seluas 2x4 meter. Konstruksinya panggung dan semuanya materialnya adalah kayu. Dinding bangunanya memiliki ornament khas Aceh yang lazim ditemukan pada bangunan-bangunan tradisional. Tiga buah jendela pada sisi utara dan selatan melengkapi arsitektur bangunan ini di mana pintu utamanya terletak di sisi timur. Hanya saja, tangga aslinya berbahan kayu telah direnovasi dengan bahan semen. Sebenarnya, fungsi bangunan ini adalah sebagai asrama untuk para santri. Dalam masyarakat Aceh, asrama seperti ini dikenal dengan sebutan bilik yang bermakna kamar tidur untuk para santri. Maka, fitur utama penanda sebuah pesantren tradisional adalah kehadiran bilik-bilik tersebut. Oleh karena itu, ukuran dari bangunan ini relatif kecil karena fungsinya hanya sebagai tempat tidur. Sementara kelas atau ruang belajar dilakukan di surau atau bangunan pondok yang khusus dibuat untuk tujuan tersebut.
Bangunan ini merupakan satu-satunya yang tersisa dari bukti pesantren tradisional yang pernah jaya pada masa lampau. Namun, menurut penuturan ahli waris, dahulu kawasan seluas lebih kurang 500 meter persegi ini dipadati oleh bangunan-bangunan berupa asrama dan surau-surau sebagai penunjang aktifitas belajar mengajar.
Latar Sejarah
Tidak ada informasi yang didapat terkait tahun pendirian bilik tersebut. Namun, arsitekturnya mencerminkan bahwa bangunan ini umurnya belum begitu tua yang mungkin berkisar seratusan tahun, mungkin saja bisa lebih muda. Hal ini teridentifikasi melalui kehadiran ornament baru yang digunakan pada dinding yang mana ornament ini baru muncul sekitar awal tahun 1900an. Oleh karena itu, kita hanya dapat berasumsi bahwa bangunan ini kemungkinan generasi terakhir dari eksistensi Dayah Teungku Chik Pantee Geulima.
Walau demikian, tinggalan bangunan ini memiliki arti sejarah cukup signifikan. Dayah Teungku Chik Pantee Geulima menurut catatan sejarah adalah salah satu dayah tertua di Aceh, bahkan tertua di Pidie Jaya (Murni 2019). Dayah ini pada masa agresi militer Belanda ke Aceh berfungsi sebagai tempat latihan militer, tempat dilatihnya prajurit-prajurit berlatar santri untuk maju ke medan perang mempertahankan kesultanan Aceh dari serangan Belanda (Hasjmy 1983, Dar 2018).
Teungku Chik Pantee Geulima, selaku direktur pesantren sekaligus panglima perang yang dilatik oleh Sultan Aceh adalah sebagai pelatih utamanya (Hasjmy 1983). Alhasil, prajurit terbaik dari dayah ini diberangkatkan ke Kuta Raja atas perintah sultan Aceh untuk mempertahakankan Kuta Raja (Banda Aceh) yang telah diserang oleh Belanda (Thamrin 2007).
Bangunan persegi tersebut memang terlihat sudah tua dan kondisinya memperihatinkan. Namun, keberadaan satu-satunya bukti dayah ini harus diselamatkan mengingat peranannya dalam mempertahankan kesultanan Aceh begitu nyata.
Referensi
Dar, Muhammad. 2018. "Kiprah Ulama Dalam Sejarah Sosial Politik Aceh." At-Tarbawi: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Kebudayaan 5 (1):1-18.
Hasjmy, Ali. 1983. Kebudayaan Aceh dalam Sejarah. Jakarta Pusat: Penerbit Beuna.
Murni. 2019. "Sejarah Tgk. Chik Pante Geulima." Serambinews.com. https://aceh.tribunnews.com/2019/11/14/sejarah-tgk-chik-pante-geulima.
Thamrin, Z. 2007. Perang Kemerdekaan Aceh. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Daerah.
Lampiran Foto
Tampak sisi barat dan selatan dayah Teungku Chik Pantee Geulima |
Tampak sisi timur dan selatan dayah Teungku Chik Pantee Geulima |
Ornament dinding selatan dayah Teungku Chik Pantee Geulima |
Interior bangunan dayah Teungku Chik Pantee Geulima |
Bangunan dayah berlatar masjid modern Teungku Chik Pantee Gulima |
0 Komentar