KUE ADEE MEUTIA KULINER KHAS PIDIE JAYA

Budayapijay.or.id - Sejarah pertama kali di produksi Adee ini oleh Ibu Maryam  pada tahun 1967 di Gampong Dayah Kleng. Pada saat itu Kue Adee dibuat kalau ada pesanan saja, sehingga bahan bakunya masih dibeli dalam jumlah kecil hanya untuk satu adonan saja. Ilmu pembuatan kue adee yang telah lama ditekuni oleh Nenek Maryam diwariskan kepada anaknya Hamidah, pada saat Kue Adee tersebut di produksi hamidah dengan pesanan yang lebih meningkat. Pelanggan memesan dengan jumlah yang banyak sampai 10 loyang bahkan 20 loyang Kue Adee untuk dibawa keluar daerah.




Sekitar tahun 1977 Kue Adee yang dijual dibungkus rapi dengan kotak jam dinding sedang, karena pada saat itu belum di buat kotak khusus seperti sekarang, bahkan pada suatu ketika permintaan yang sudah semakin meningkat sehingga kotak jam tidak mencukupi lagi. Sehingga Pak Kasem suami ibu Meutia pada saat itu berinisiatif menggunakan kotak kue bolu yang disesuaikan dengan ketebalan kue Adee. Setelah mereka kembali dari tanah suci, produksi Kue Adee dilanjutkan oleh anaknya Meutia, pada saat Kue Adee dikelola Meutia dan suaminya Kasem permintaan Kue Adee meningkat pesat. Pada suatu ketika Kue Adee produksi meutia pernah di jual pada saat sore bulan Ramadhan di Kota Meureudu, hanya butuh waktu satu jam 50 loyang Kue Adee ludes dibeli oleh masyarakat, penjualan di bulan Ramadhan ini berlangsung dua tahun pada Tahun 2000 dan 2001.

Sebelumnya, Kue Adee Meutia hanya ditemukan saat bulan ramadhan, Kue Adee ini sangat dikenal tidak hanya disekitaran di Pidie jaya, tapi dikenal di Banda Aceh, Sigli, Bireun, Lhokseumawe bahkan sampai ke Kota Langsa. Pada tahun 2007 supaya kue tradisional ini bisa tampil lebih bagus dan layak ditenteng sebagai oleh-oleh, ibu bupati pertama pidie jaya yaitu Ibu  Hj. Nurlailawati, S.Ag kemudian menyarankan dan membantu mengemas kue kemasan unik buatannya dalam kotak kue lengkap dengan merek dan desain yang cukup menarik perhatian yang dijadikan salah satu kue Tradisional khas aceh yang hanya bisa ditemui di aceh khususnya Kabupaten Pidie Jaya.




Adapun proses pembuatan Adee meutia dimasak dengan alat tradisional dengan bahan bakar sabut kelapa ( tapeh ), adonan dimasukkan ke dalam Loyang yang dibakar dengan sabut kelapa dibagian atas dan bawah seng dengan menggunakan metode pembakaran tradisional seperti ini Kue Adee dihasilkan akan lebih awet dan tidak cepat basi, dengan aroma bawang goreng dan rasa pandan ditambah dengan tekstur lembut dan kenyal benar-benar menggungah selera, ditambah lagi proses pembuatannya tanpa memakai bahan pengawet. Pengusaha Kue Adee ini semakin yakin bahwa Kue Adee tentu mampu meraup keuntungan yang menggiurkan. Adapun harga Kue Adee pasaran yang relatif murah yaitu Rp.25.000 untuk ukuran kecil dan Rp. 38.000 untuk ukuran besarnya.

Kue Adee Meutia Meureudu ini dapat dibeli disepanjang jalan seputaran Pidie Jaya, dan dijumpai berbagai macam merek Adee lainnya yang berjejer di jalan Medan Banda Aceh di Meuruedu seperti Adee Kak Nah, Adee Kak La, dan masih banyak lagi.

Penulis: Fitriana, S.Pd (Ahli Muda - Pamong Budaya)

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay