EKSISTENSI ALAT MUSIK TRADISIONAL ACEH DI PIDIE JAYA: RAPA’I

Budayapijay.or.id - Rapa’i sebuah alat musik pukul yang berasal dari Aceh. Rapa’i merupakan alat musik tradisional Aceh yang ditabuh menggunakan tangan kosong tanpa stik. Rapa’i biasanya berperan untuk mengatur ritme, tempo, gemerincing saat lantunan syair-syair bernuansa islami sedang dinyanyikan.


Menurut dugaan, sebelum agama islam berkembang di Aceh rapa’i ini telah ada. Kemudian setelah agama islam masuk, kesenian ini terus dikembangkan tetapi bentuk dan cara penampilannya disesuaikan dengan ajaran islam.

Sebenarnya rapa’i ini berasal dari Baghdad. Kemudian oleh salah seorang penyebar Islam bernama Syekh Rapa’i -yang diduga membawa aliran Syekh Abdul Qadir Jailani ke daratan Aceh sekitar tahun 900 masehi- dan mulai dipertontonkan di Gampong Pandee, Banda Aceh. Akhirnya rapa’i ini menjadi kesenian rakyat yang membudaya di Aceh terutama dibagian pesisir.




Berikut ini beberapa istilah yang biasa digunakan dalam pertunjukan rapa’i:

  • Rapa’i diartikan sebagai alat musik pukul yang dibuat dari kayu merbau sedangkan untuk membrannya memakai kulit kambing yang telah diolah. Badan Rapa’i disebut paloh/baloh.
  • Rapa’i diartikan sebagai grup pertunjukan musik yang terdiri dari 8 sampai dengan 12 orang sehingga dalam bahasa Aceh disebut Awak Rapa’i.
  • Rapa’i diartikan sebagai bentuk permainan kesenian. Rapa’i sendiri dapat disimpulkan sebagai satu kesatuan yang utuh yang didalamnya terdiri atas alat musik rapa’i, manusia pemainnya (awak rapa’i) dan bentuk permainannya.
Penulis: Masyitah, S.Sos (Ahli Muda - Pamong Budaya)

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay