Budayapijay.or.id - Di antara hamparan sawah hijau yang subur di Desa Dayah Kruet, sebuah bukit kecil menjulang bak permata tersembunyi. Bukit ini, dikenal sebagai Situs Makam Kuno Dayah Kruet 2, menyimpan bisikan sejarah Meureudu, sebuah kota yang pernah bersinar terang di masa lampau.
Kondisi nisan ketika ditemukan, terbaring dan ditutupi rerumputan
Dua nisan Aceh tipe D, berdiri kokoh di atas gundukan tanah, mengantarkan pengunjung ke lorong waktu abad ke-16 Masehi. Ukiran kaligrafi yang rumit dan motif awan yang indah menceritakan kisah tentang para pemuka agama dan bangsawan yang pernah berjasa di tanah Meureudu.
Dua buah nisan tipe D abad ke-16 Masehi penanda makam kuno Dayah Kruet 2
Meskipun tak ada nama yang tertera, nisan-nisan ini menjadi saksi bisu peradaban yang maju dan makmur. Di bawah naungan Kesultanan Aceh Darussalam, Meureudu berkembang menjadi kota penting, di mana para ulama dan pemimpin berbakti untuk rakyat.
Hanya 200 meter dari situs ini, terdapat makam Teungku Ja Pakeh, penasihat perang yang tersohor, dan Masjid Madinah, peninggalan sejarah yang tak ternilai. Kedekatan situs-situs ini menegaskan peran Meureudu sebagai pusat spiritual dan politik di masa lampau.
Situs Makam Kuno Dayah Kruet 2 bukan hanya sebuah tempat peristirahatan terakhir bagi para leluhur, tetapi juga jendela untuk melihat ke masa lalu. Di sini, kita dapat merasakan denyut nadi Meureudu kuno, membayangkan keramaian pasar, lantunan ayat suci di masjid, dan kemegahan Kesultanan Aceh Darussalam.
Bagi para pecinta sejarah dan budaya, situs ini adalah harta karun yang tak ternilai. Di sini, kita dapat belajar tentang masa lalu, memahami identitas kita, dan melestarikan warisan budaya Aceh untuk generasi mendatang.
Nisan tipe D penanda kaki Nisan tipe D penanda kepala Proses recording dan penataan batu nisan di situs makam Dayah Kruet 2 Kondisi lingkungan situs makam Dayah Kruet 2
0 Komentar