Budayapijay.or.id - Peudeung atau Pedang digunakan sebagai senjata untuk menyerang. Jika rencong digunakan untuk menikam, maka pedang digunakan beriringan dengan itu, yaitu sebagai senjata untuk mentetak atau mencincang. Berdasarkan daerah asal pedang, di Aceh dikenal beberapa macam pedang yaitu peudeung Habsyah (dari Negara Abbesinia), Peudeung Poertugis (dari Eropa Barat), Peudeung Turki berasal dari raja-rajaTurki.
Berdasarkan bilah atau bentuk mata pedang,masyarakat mengenal nama-nama pedang sebagai berikut peudeung on teubee sejenis pedang yang bilah atau matanya menyerupai daun tebu.Pedang ini dibuat sedemikian rupa,panjangnya kira-kira 100 cm (sudah termasuk gagangnya). Umumnya terbuat dari besi, bentuknya lebih halus dan lebih kecil dari peudeung on jok. Peudeng on jok sesuai dengan namanya menyerupai daun enau atau daun nira. Bentuknya lebih kasar dan tebal dari peudeung on teubee dan sedikit agak pendek dari peudeung on teubee.
1. Peudeung Oen Teubee
Salah satu jenis pedang sangat terkenal di Aceh adalah Peudeung On Teubee (pedang daun tebu). Dinamakan demikian karena bentuk mata pedang ini mirip daun tebu, yaitu tipis dan panjang. Pedang ini sangat ampuh dipergunakan saat perang melawan kompeni pada abad-abad lalu di Aceh. Mata pedang ini panjangnya rata-rata mencapai satu meter. Matanya sangat tajam dan ujungnya runcing.
Yang menarik dari bentuk pedang ini adalah gagangnya. Pada gagang pedang ini ada pelindung tangan yang terbungkus besi baja. Di kedua sisi pangkal matanya terdapat besi penjepit yang panjangnya sekitar 10 cm, bersenyawa dengan pangkal gagang. Penjepit yang ada pada pangkal gagang berguna untuk mematahkan pedang musuh jika pedang musuh masuk ke Penjepit ini, atau juga untuk menahan pergerakan pedang lawan.
Pedang daun tebu ini juga dihiasi dengan tampok (gagang) di ujung gagangnya seperti tampok kupiah meuketop (mahkota). Gagang ini berbentuk bintang tiga lapis, tapi lebih kecil dari tampok kupiah karena harus disesuaikan dengan gagang pedang. Biasanya gagang ini terbuat dari emas atau perak yang diukir dan dihiasi permata. Begitu pula pada penahan (pelindung) tangan, juga dilapisi emas atau perak yang diukir dengan motif-motif khas Aceh yang indah. Di ujung gagang, terdapat besi bulat yang dibungkus emas dalam bentuk runcing. Gunanya, bila tiba-tiba ada musuh dari belakang bisa dtusuk tanpa harus memutar badan.
2. Peudeung On Jok
Peudeung On Jok merupakan pembagian dari senjata Peudeung berdasarkan mata pedangnya. Dinamakan Peudeng on jok sesuai dengan namanya menyerupai daun enau atau daun nira.
Pembuatan senjata juga mengikuti kearifan lokal dimulai hari ba. Lalu setiap memulai pembuatan senjata diawali dengan bismillah tak lupa juga dibacakan Fatihah
Berdasarkan gagangnya, masyarakt Aceh mengenal beberapa jenis peudeung antara lain: Peudeung Tumpang Jingki, Peudeung Ulee Meuapet-apet, dan Peudeung Ulee Tapak Guda.
1. Peudeung Tumpang Jingki
Peudeung tumpang jingki adalah senjata tradisional Aceh yang memiliki ciri khas berupa gagang pedang yang terbuka. Senjata ini digunakan dalam pertempuran jarak dekat dan terbuat dari baja dengan warna hitam yang mencolok.
Meskipun memiliki desain yang sederhana, kekuatannya menjadikannya senjata yang tak tertandingi oleh pedang jenis lainnya dalam pertempuran. Ukuran besar dan ketebalan pedang membuatnya sangat stabil dan tidak mudah terkalahkan saat berhadapan dengan pedang lain yang lebih tipis.
Peudeung Tumpang Jingki merupakan turunan dari senjata tradisional Aceh yang lebih umum dikenal sebagai Peudeung.
2. Peudeung Ulee Meuapet
Peudeung ulee meu apet, yaitu jenis peudeung yang memiliki karakteristik pisau baja panjang dan tajam. Peudeung ulee meu apet lebih cocok digunakan sebagai senjata untuk menggertak lawan dari jarak yang lumayan jauh.
Pedang ini dirancang lebih kuat dan digunakan untuk menebas atau memotong lawan dengan cepat. Apet sendiri memiliki arti pertahanan pegangan agar tidak lepas dari baja atau bodi pedang itu sendiri.
3. Peudeung Ulee Tapak Guda
Peudeung Ulee Tapak Guda adalah senjata tradisional Aceh. Senjata ini digunakan masyarakat Aceh sejak zaman dulu, jauh sebelum munculnya senjata-senjata modern dan canggih seperti saat ini. Meski begitu, senjata tradisional ini tidak kalah mematikan dari senjata modern.
Tapak Guda ini memiliki gagang yang berbentuk seperti tapak kuda dan terbuat dari tanduk dengan Panjang bilah besi mencapai 72 cm. Itulah yang menjadi alasan penamaan senjata satu ini. Penggunaan parang ini dengan cara digenggam, senjata ini hanya bisa untuk menyerang dalam jarak dekat. Karena tajam, Ulee Tapak Guda akan menyabet bagian tubuh lawan dan bisa menyebabkan kematian.
0 Komentar