Jejak Sejarah Tersembunyi: Misteri Nisan Kuno di Desa Geunteng, Pidie Jaya

Budayapijay.or.id - Situs makam kuno ini berada di dalam sebuah kebun warga di Desa Geunteng, Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Keempat sisi situs berbatasan dengan kebun warga, namun sekitar 30 meter di sisi barat terdapat Sekolah Dasar Desa Geunteng sebagai penanda utama makam ini. Keberadaan situs ini berhasil teridentifikasi atas informasi dari masyarakat lokal sekitar tahun 2020. Karena lingkungan sudah jauh berubah, tim membutuhkan waktu cukup lama untuk berhasil menemukan kembali lokasi nisan ini karena ditutupi oleh rerumputan lebat.




Topografi lokasinya datar, tidak ada gundukan layaknya makam kuno lainnya. Namun, masyarakat lokal menceritakan bahwa di lokasi ini pernah ada sebuah gundukan yang relatif rendah. Namun, karena aktifitas perkebunan dan lahannya aktif digarap sehingga permukaannya menjadi datar sebagaimana terlihat sekarang ini. Kondisi cuaca serta semak belukar tumbuh silih berganti sehingga semakin mempercepat proses pendataran gundukan.

Hasil pengamatan mendapati dua buah nisan Aceh tipe K yang dibuat dari batu pasir. Kondisi nisan kepala ketika ditemukan sudah terbaring, sementara nisan kaki telah patah menjadi dua bagian. Untuk tujuan pelestarian, maka kedua nisan tersebut direposisi kembali mengikuti perkiaraan posisi awal. Kedua nisan ini memiliki ciri dan ukuran yang seragam. Bentuknya oktagonal (segi delapan dengan tinggi 68 cm dan diameter 35 cm). Puncak nisan dihiasi motif kelopak teratai, badan nisan hanya dihiasi oleh bingkai sementara kaki nisan dihiasi motif kelopak bunga yang dipadukan dengan motif jala.




Dua buah nisan tipe K yang ditemukan di Desa Genting ini merupakan nisan tipe Aceh Darussalam yang dibuat sekitar abad ke-18 dan 19 Masehi (Yatim 1988). Umumnya, nisan jenis ini lazim digunakan pada tahun 1750 hingga 1870 (Ambary 1998). Tidak ada inskripsi yang dipahat pada badan nisan. Ornament yang tersedia hanya motif flora dan geometri sebagaimana telah dideskripsikan di atas. Maka dari itu, tidak ada pertanggalan pasti terhadap nisan ini. Atas persamaan tipologi, nisan tipe K di situs makam Gampong Genting berasal dari abad ke-18 atau 19 Masehi.

Kenyataannya adalah inskripsi pada nisan tipe K memang sangat jarang ditemukan. Epitaph yang tersedia hanya untuk makam sultan atau keluarga istana, atau seseorang yang berafiliasi dengan jabatan politis di Kesultanan Aceh (Satria 1998). Sementara kelompok lainnya dengan kedudukan sosial lebih rendah belum dijumpai hingga kini. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari evolusi gaya nisan Aceh yang menggunakan konsep sederhana di periode akhir Kesultanan Aceh (Oetomo 2016). Maka dari itu, secara spesifik biografi pemilik nisan ini belum dapat diidentifikasi mengingat keterbatasan data yang tersedia. Namun, kehadiran motif bunga teratai pada puncak nisan yang melambangkan kesucian marupakan sebuah petunjuk bahwa besar kemungkinan tokoh ini memiliki peran tertentu dalam masyarakat di Pidie Jaya pada abad ke-18 atau 19 Masehi.

Walau hanya ditemukan dua unit nisan oktagonal, namun kedudukan desa ini tidak boleh diabaikan. Desa ini memiliki sejarah cukup panjang dan merupakan salah satu wilayah penting di Meureudu di tahun 1600an. Sekitar 2 km di sisi selatan dari lokasi nisan terdapat Benteng Kuta Batee, sebuah benteng pertahanan dari batu yang didirikan oleh Iskandar Muda di abad ke-17 Masehi. Maka dari itu, jauh sebelum nisan oktagonal digunakan, Desa Genting sudah pasti terlibat di dalam aktifitas benteng megah tersebut di mana berbagai peristiwa penting terjadi di wilayah ini.

Oleh karena itu, kehadiran nisan oktagonal abad ke- 18 atau 19 Masehi melengkapi cerita Meureudu sebagai wilayah cukup penting di Kesultanan Aceh. Memang kita tidak dapat mengetahui siapa yang dimakamkan, tetapi kehadiran nisan ini menjadi bukti bawah terdapat tokoh- tokoh hebat di periode 1700-1800 yang bermukim di Desa Genting yang mana perannya cukup diperhitungkan di Pidie Jaya pada periode tersebut. Maka dari itu, nisan ini perlu dilestarikan dengan baik agar bukti tentang kehebatan Meureudu pada masa lampau dapat terawat dengan baik.

Posting Komentar

0 Komentar

advertise

Menu Sponsor

Subscribe Text

Ikuti Channel YouTube Budaya Pijay