Koordinat: 5o27’07.3’’N, 96o07’19.2’’E
Elevasi: 10 mdpl
Budayapijay.or.id - Masjid Tuha Lancok berlokasi di Desa Lancok Kecamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Bangunan tua ini berada di dalam pekarangan meunasah di mana di area ini merupakan kawasan permukiman padat penduduk. Masjid ini masih berumur cukup muda, yaitu didirikan pada tahun 1971. Tahun pendirian masjid ini dilukis pada dinding di samping pintu utama pada sisi timur masjid.
Bujur sangkar adalah denah yang dipakai dalam pembuatan masjid ini. Secara umum, luas masjid ini adalah 13 x 10 m dengan tambahan mihrab di sisi barat. Masjid ini ditopang oleh 16 tiang. Atap berbentuk tumpeng bertingkat dua menggunakan bahan seng menggantikan atap organik yang telah rusak dimakan usia. Dinding keliling masjid berbahan semen dan lantainya menggunakan keramik. Langit-langit kondisinya cukup memperihatinkan dan telah rusak parah. Hal yang sangat disayangkan adalah kondisi masjid ini semakin rusak karena tidak lagi difungsikan seiring hadirnya masjid baru tepat di sisi timurnya.
Hal paling menarik diperhatikan dari masjid ini adalah tiang-tiang utamanya (soko guru) terdiri dari dua potongan yang kemudian disambung menggunakan teknik tradsional. Selain itu, bagian-bagian kayu yang disambung juga ditemukan pada bagian penting lainnya, salah satunya adalah rangka atap. Tujuan penyambungan adalah untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Lazimnya, tiang utama masjid berasal dari satu pohon kayu utuh dan tidak disambung atas alasan kekokohan (Kusuma 2020).
Kualitas dan keindahan artistik masjid ini tidak begitu mengesankan. Tidak ada ornament yang diukir baik pada komponen kayu atau bagian-bagian lainnya. Kualitas materialnya-pun tergolong rendah. Hal ini jelas terlihat dari keadaan kayu yang sudah dimakan rayap. Dalam masyarakat Aceh, terdapat kearifan lokal dalam menebang atau memanen kayu untuk tujuan konstruksi bangunan. Penebangan pohon merujuk kepada pengetahuan astronomi tradisional dengan melihat keadaan pasang surut air laut. Pengetahuan tradisional ini cukup ilmiah karena pasang surut air laut disebabkan oleh gravitasi benda-benda langit khususnya bulan dan matahari.
Pohon yang ditebang untuk kontruksi bangunan menyesuaikan pergerakan bulan dan pasang surut air laut. Jika pohon kayu ditebang pada waktu air laut sedang pasang, maka kandungan air di dalam pohon cukup tinggi sehingga kayu mudah dimakan rayap dan cepat lapuk. Begitu pula sebaliknya, pohon yang ditebang pada waktu air laut surut akan kokoh karena kandungan airnya sangat rendah. Pengetahuan kolektif ini masih digunakan oleh beberapa masyarakat di Aceh hingga hari ini.
Sebagaimana telah dideskripsikan di atas bahwa komponen kayu masjid ini telah mulai lapuk. Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebabnya. Pertama bahwa jenis kayu yang digunakan berkualitas rendah sehingga mudah lapuk. Faktor kedua mungkin saja kayu- kayu tersebut ditebang pada waktu tidak sesuai sehingga mudah lapuk.
Tentunya masjid ini memiliki fungsi yang sama seperti masjid lainnya di Aceh pada masa lampau. Namun, unsur estetika masjid ini lebih rendah dari masjid-masjid megah lainnya di Pidie Jaya. keberadaan masjid ini cukup signifikan sehingga kita dapat mengetahui secara lebih terang kualitas majid-masjid tua di Pidie Jaya pada masa lampau.
0 Komentar